Wednesday, September 15, 2010

“Dia Toleran tapi Tegas”

Drs. H. Azwar Hasan., M.Si

Pengurus Forum Ukhuwah Islamiyah Sulawesi Selatan


Bagi saya, dalam diri Zaitun Rasmin ada dua sosok berbeda. Pertama, ia tokoh intelektual, ia aktifis Islam. Uniknya, Zaitun juga bisa menggabungkan kedua sosok itu dalam diri kader-kadernya.

Zaitun berhasil mengisi ruang sejarah dakwah Sulawesi Selatan (Sulsel) yang sempat terputus selama ini. Dahulu, masyarakat Sulsel mengenal beberapa Kiai kharismatik KH. As’ad dengan pesantren As’sadiyahnya di Sengkang, KH. Sanusi Baco, dan tokoh lainnya.


Namun, sejak munculnya Zaitun Rasmin mata rantai yang sempat terputus itu kini berlanjut lagi di eranya sekarang (90-2000-an).

Kiprah Zaitun tak lepas dari pemahaman keislaman yang baik yang berbasis akidah salaf shalih, Insya Allah. Lewat pemahaman tersebut Zaitun bisa mendakwahkan agama dengan begitu toleran kepada masyarakat.

Dakwah Wahdah relatif bisa mengeliminir gesekan dengan masyarakat sebagaimana yang sering terjadi pada pendakhwah salaf. Meski demikian Zaitun tidak pernah toleran terhadap hal-hal yang menyimpang dari agama ini.

Zaitun bisa menjadi tokoh perekat berbagai ormas Islam. Ia mampu merangkul kekuatan umat Islam yang berbeda pandangan. Namun, ia bisa tak memberi toleransi kepada kelompok yang menyimpang dari ajaran ahlus sunnah, seperti Syiah, Ahmadiyah, dan aliran sesat lainnya. *Masykur/Suara Hidayatullah.

No comments:

Post a Comment